Kalimantan Selatan, Tanah Laut - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tanah Laut melakukan kegiatan distribusi air bersih ke Pondok Pesantren (Ponpes) Rubath Riyadhus Sholihin, Desa Kayu Abang, Kecamatan Tambang Ulang. Hal ini merupakan imbas dari fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di berbagai daerah di Indonesia.
Ponpes Rubath Riyadhus Sholihin selama ini menggunakan air sumur, bukan aliran dari PDAM. Sehingga ketika terjadi kemarau panjang, sulit untuk mendapatkan air bersih yang jadi kebutuhan para santri. Pimpinan ponpes, Ustadz Zainal Abidin mengaku sempat membeli air 1.200 liter dengan harga Rp120 ribu. Setidaknya para santri bisa bertahan hingga dua pekan sembari menghemat air bersih tersebut.
PMI Tanah Laut tergerak untuk membantu distribusi air bersih ke Ponpes Riyadhus Sholihin dan beberapa titik lainnya yang terkena dampak. Distribusi pertama dilakukan pada Senin (21/08/23) siang oleh empat relawan yang membawa 3.200 liter air bersih, dan langsung dialihkan ke tandon milik Ponpes Riyadhus Sholihin.
"Kemarau panjang membuat beberapa lokasi di Kabupaten Tanah Laut kekeringan. Untuk itu, kami dari PMI Kabupaten Tanah Laut menyiagakan satu unit mobil pickup dengan fasilitas tandon untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya untuk fasilitas umum," tutur Kepala Markas PMI Tanah Laut, Ahmad Zahid.
"Selasa (22/8/23) besok, rencananya kami kembali mendistribusikan bantuan air bersih ke Polindes Desa Guntung Besar sebanyak 1.200 liter," tambah Zahid.
Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin, Ustadz Zainal Abidin menyambut baik bantuan PMI Tanah Laut, dan berharap krisis ini segera teratasi.
"Insyaallah, air bersih ini sehemat mungkin digunakan. Semoga hujan juga lekas turun, karena banyak area sawah sekitar ponpes yang mengalami kekeringan," tukas Ustadz Zainal Abidin.
Kalimantan Selatan, Tanah Laut - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tanah Laut melakukan kegiatan distribusi air bersih ke Pondok Pesantren (Ponpes) Rubath Riyadhus Sholihin, Desa Kayu Abang, Kecamatan Tambang Ulang. Hal ini merupakan imbas dari fenomena El Nino yang menyebabkan kemarau panjang di berbagai daerah di Indonesia.
Ponpes Rubath Riyadhus Sholihin selama ini menggunakan air sumur, bukan aliran dari PDAM. Sehingga ketika terjadi kemarau panjang, sulit untuk mendapatkan air bersih yang jadi kebutuhan para santri. Pimpinan ponpes, Ustadz Zainal Abidin mengaku sempat membeli air 1.200 liter dengan harga Rp120 ribu. Setidaknya para santri bisa bertahan hingga dua pekan sembari menghemat air bersih tersebut.
PMI Tanah Laut tergerak untuk membantu distribusi air bersih ke Ponpes Riyadhus Sholihin dan beberapa titik lainnya yang terkena dampak. Distribusi pertama dilakukan pada Senin (21/08/23) siang oleh empat relawan yang membawa 3.200 liter air bersih, dan langsung dialihkan ke tandon milik Ponpes Riyadhus Sholihin.
"Kemarau panjang membuat beberapa lokasi di Kabupaten Tanah Laut kekeringan. Untuk itu, kami dari PMI Kabupaten Tanah Laut menyiagakan satu unit mobil pickup dengan fasilitas tandon untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, khususnya untuk fasilitas umum," tutur Kepala Markas PMI Tanah Laut, Ahmad Zahid.
"Selasa (22/8/23) besok, rencananya kami kembali mendistribusikan bantuan air bersih ke Polindes Desa Guntung Besar sebanyak 1.200 liter," tambah Zahid.
Pimpinan Ponpes Riyadhus Sholihin, Ustadz Zainal Abidin menyambut baik bantuan PMI Tanah Laut, dan berharap krisis ini segera teratasi.
"Insyaallah, air bersih ini sehemat mungkin digunakan. Semoga hujan juga lekas turun, karena banyak area sawah sekitar ponpes yang mengalami kekeringan," tukas Ustadz Zainal Abidin.