Youth Centre PMI Jakarta Timur Hadiri Pameran Praktik Baik Kerjasama PKBI dengan 12 LPKA

JAKARTA.- Youth Centre Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Timur yang diwakili oleh Zahra KSR Unit Perti UNJ, menjadi salah satu peserta turut hadir dalam Pameran Praktik Baik Kerjasama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dengan 12 Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Talkshow “Menjadi Bestie LPKA”. Kegiatan ini merupakan Program INKLUSI sebagai wujud dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) yang menekankan pentingnya menjadikan penahanan dan pidana penjara sebagai upaya terakhir.

Program yang dijalankan oleh PKBI ini bergerak terutama dalam isu Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan melibatkan relawan remaja dari Youth Center PKBI di 12 Daerah. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang praktik baik kerjasama antara PKBI dan LPKA kepada pihak-pihak yang terkait dengan upaya pemenuhan hak atas perlindungan dan pemenuhan layanan dasar untuk anak di LPKA. Hal ini diimplementasikan dalam kegiatan yang berupa kerjasama antar komunitas remaja untuk mendukung anak di LPKA berpartisipasi secara lebih bermakna di ruang-ruang publik, menggalang dukungan berbagai pihak untuk mendukung LPKA dan jajarannya supaya dapat memenuhi hak atas perlindungan dan pemenuhan layanan dasar untuk anak di LPKA secara lebih optimal dan untuk kepentingan terbaik anak.

Pelibatan remaja dari Youth Center PKBI dalam Program INKLUSI menciptakan dukungan positif bagi anak di LPKA. Praktik baik yang diinisiasi PKBI dan LPKA di masing-masing wilayah mengakodomodir kebutuhan dasar dan peningkatan keterampilan bagi ABH sekaligus menjadi forum bagi ABH untuk meningkatkan softskill dan kapasitas ABH, membina kepribadian, mengelola dan manajemen stres, belajar menggunakan alat musik, dan melatih kemandirian.

Selain PMI, kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, akademisi, organisasi masyarakat. Hal ini menjadikan agenda selanjutnya, yaitu Sesi Talkshow terasa lebih menarik. Talkshow melibatkan perwakilan dari berbagai pihak, termasuk Kemhuham, LPKA, fasilitator, alumni LPKA, Pustapa UI, serta anak yang telah menjalani program LPKA (ABH) yang berperan untuk berbagi kepada para peserta. Talkshow ini menjadi wadah untuk berbagi pembelajaran dan praktik baik yang muncul selama kerjasama dan menyoroti peran positif PKBI dan pihak terlibat sebagai pendukung bagi LPKA dalam pemenuhan hak dan layanan dasar untuk Anak di LPKA.

Turut dibahas dalam talkshow, keberagaman sudut pandang terkait ABH dan permasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain respon keluarga dan lingkungan terhadap anak yang masuk LPKA, kolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi lainnya membantu meningkatkan kualitas layanan dan mendukung pemulihan anak-anak, usaha untuk memperkuat undang-undang perlindungan anak dan memastikan bahwa hak-hak anak diakui dan dijaga dalam sistem peradilan pidana, dukungan yang efektif setelah anak-anak keluar dari LPKA, dan stigma dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk reintegrasi sosial anak-anak yang masuk LPKA.

Agenda disambung dengan Screening Perdana Film Pendek “Asa” dan Graphic Recording oleh Nadiyah Suyatna. Di akhir sesi, peserta diajak untuk membuat stiker dengan tema Make Your Own Sticker by SLAPSTICK dan bernyanyi sekaligus dansa bersama Band Anak ex-LPKA (The Leo’s). (Zahra/PMIKotaJakartaTimur).***

BERITA TERBARU

Youth Centre PMI Jakarta Timur Hadiri Pameran Praktik Baik Kerjasama PKBI dengan 12 LPKA

JAKARTA.- Youth Centre Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jakarta Timur yang diwakili oleh Zahra KSR Unit Perti UNJ, menjadi salah satu peserta turut hadir dalam Pameran Praktik Baik Kerjasama Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dengan 12 Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan Talkshow “Menjadi Bestie LPKA”. Kegiatan ini merupakan Program INKLUSI sebagai wujud dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) yang menekankan pentingnya menjadikan penahanan dan pidana penjara sebagai upaya terakhir.

Program yang dijalankan oleh PKBI ini bergerak terutama dalam isu Anak di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dan melibatkan relawan remaja dari Youth Center PKBI di 12 Daerah. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi tentang praktik baik kerjasama antara PKBI dan LPKA kepada pihak-pihak yang terkait dengan upaya pemenuhan hak atas perlindungan dan pemenuhan layanan dasar untuk anak di LPKA. Hal ini diimplementasikan dalam kegiatan yang berupa kerjasama antar komunitas remaja untuk mendukung anak di LPKA berpartisipasi secara lebih bermakna di ruang-ruang publik, menggalang dukungan berbagai pihak untuk mendukung LPKA dan jajarannya supaya dapat memenuhi hak atas perlindungan dan pemenuhan layanan dasar untuk anak di LPKA secara lebih optimal dan untuk kepentingan terbaik anak.

Pelibatan remaja dari Youth Center PKBI dalam Program INKLUSI menciptakan dukungan positif bagi anak di LPKA. Praktik baik yang diinisiasi PKBI dan LPKA di masing-masing wilayah mengakodomodir kebutuhan dasar dan peningkatan keterampilan bagi ABH sekaligus menjadi forum bagi ABH untuk meningkatkan softskill dan kapasitas ABH, membina kepribadian, mengelola dan manajemen stres, belajar menggunakan alat musik, dan melatih kemandirian.

Selain PMI, kegiatan ini juga dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, akademisi, organisasi masyarakat. Hal ini menjadikan agenda selanjutnya, yaitu Sesi Talkshow terasa lebih menarik. Talkshow melibatkan perwakilan dari berbagai pihak, termasuk Kemhuham, LPKA, fasilitator, alumni LPKA, Pustapa UI, serta anak yang telah menjalani program LPKA (ABH) yang berperan untuk berbagi kepada para peserta. Talkshow ini menjadi wadah untuk berbagi pembelajaran dan praktik baik yang muncul selama kerjasama dan menyoroti peran positif PKBI dan pihak terlibat sebagai pendukung bagi LPKA dalam pemenuhan hak dan layanan dasar untuk Anak di LPKA.

Turut dibahas dalam talkshow, keberagaman sudut pandang terkait ABH dan permasalahannya. Permasalahan tersebut antara lain respon keluarga dan lingkungan terhadap anak yang masuk LPKA, kolaborasi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi lainnya membantu meningkatkan kualitas layanan dan mendukung pemulihan anak-anak, usaha untuk memperkuat undang-undang perlindungan anak dan memastikan bahwa hak-hak anak diakui dan dijaga dalam sistem peradilan pidana, dukungan yang efektif setelah anak-anak keluar dari LPKA, dan stigma dan menciptakan kondisi yang lebih kondusif untuk reintegrasi sosial anak-anak yang masuk LPKA.

Agenda disambung dengan Screening Perdana Film Pendek “Asa” dan Graphic Recording oleh Nadiyah Suyatna. Di akhir sesi, peserta diajak untuk membuat stiker dengan tema Make Your Own Sticker by SLAPSTICK dan bernyanyi sekaligus dansa bersama Band Anak ex-LPKA (The Leo’s). (Zahra/PMIKotaJakartaTimur).***