PMI Kembali distribusikan Paket Kebersihan kepada Pengungsi di Afara Gaza

KAIRO, MESIR.- Agresi militer Israel yang terus meningkat di wilayah pemukiman pengungsi di rafah menyebabkan dampak penderitaan yang luar biasa bagi warga Palestina. Tekanan kekerasan dan penindasan pihak Israel yang sudah di luar batas perikemanusiaan ini, membuat warga Gaza semakin memprihatinkan, banyak pengungsi yang kelaparan, kesulitan air bersih, kesulitan akses peralatan kebersihan, serta terjangkit penyakit akibat turunnya kondisi tubuh dan lingkungan kotor yang sangat mengancam kehidupan.

Menanggapi kondisi tersebut, PMI bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Kemanusiaan di Rafah Gaza kembali mendistribusikan paket kebersihan (Hygiene Kits) dari tenda ke tenda. Hal ini untuk membantu warga pengungsi yang memerlukan sarana / paket perlengkapan kebersihan yang saat ini memang sangat diperlukan.

Menurut Arifin Muh Hadi, Kepala Markas PMI Pusat kepada media menjelaskan bahwa Hygiene kits (Paket Kebersihan) ini sangat diperlukan oleh pengungsi. Sementara itu, mereka tidak dapat memberi peralatan paket kebersihan mandi, cuci dan kakus ini karena tidak adanya uang dan juga stok barang.

“Kami berharap dengan adanya Paket Kebersihan (Hygiene kits) ini, para pengungsi tetap dapat menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sehari hari. Pendistribusian paket kebersihan ini adalah bagian dari upaya proteksi untuk memastikan setiap orang mendapatkan akses kebutuhannya dan mendorong mereka untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.  Ini adalah pendistribusian paket kebersihan yang kedua, setelah Tim Kemanusiaan PMI sebelumnya juga mendistribusikan paket kebersihan serupa bagi para pasien dan keluarganya yang di rawat di Rumah Sakit Palestine di Cairo Mesir beberapa waktu yang lalu. Walaupun situasinya sangat sulit, namun kami tetap berupaya agar bantuan kemanusiaan ini tetap terus dapat disalurkan,” Jelas Arifin yang juga sebagai Ketua Tim PMI untuk Misi Kemanusiaan Gaza, Sabtu (18/12).

Sementara itu, Ridwan Sobri Carman Kepala Divisi Penanggulangan Bencana menyatakan, “bantuan paket hygiene kits untuk keluarga yang kami kemas dan didistrubusikan dalam plastik ini berupa tissue, handuk, sikat gigi, pasta gigi, sandal, sabun mandi, sabun cuci, sampo, tissue dan lain lain”.

“Pendistribusian hygiene kits untuk paket keluarga ini kami lakukan secara langsung bagi Warga Pengungsi di Rafah Gaza yang saat ini masih tinggal di tenda tenda pemukiman darurat,” Jelasnya kepada media secara online dari Kairo Mesir.

Meningkatnya serangan udara di Kamp Pengungsian di Rafah  telah meningkatkan kekhawatiran yang selanjutnya akan sangat menghambat upaya kemanusiaan. Hampir 1,5 juta orang tinggal di Rafah, lebih dari enam kali lipat populasinya dibandingkan dengan sebelum 7 Oktober.

Mengutip pernyataan Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat bahwa Operasi militer di Afara dapat menyebabkan pembantaian di Gaza dan menempatkan operasi kemanusiaan yang rapuh di ambang kematian. Skenario biadab dan tidak berperikemanusiaan ini kini telah berlangsung dengan gerakan dan kecepatan yang mengkhawatirkan. Lebih dari separuh penduduk Gaza – lebih dari 1 juta orang – berdesakan di Rafah menghadapi kematian: Mereka hanya punya sedikit makanan, hampir tidak ada akses terhadap perawatan medis, tidak ada tempat untuk tidur, tidak ada tempat yang aman untuk dituju.

Mereka, seperti seluruh penduduk Gaza, adalah korban serangan yang intensitas, kebrutalan dan cakupannya tidak ada bandingannya. Lebih dari 28.000 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah terbunuh di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan.

BERITA TERBARU

PMI Kembali distribusikan Paket Kebersihan kepada Pengungsi di Afara Gaza

KAIRO, MESIR.- Agresi militer Israel yang terus meningkat di wilayah pemukiman pengungsi di rafah menyebabkan dampak penderitaan yang luar biasa bagi warga Palestina. Tekanan kekerasan dan penindasan pihak Israel yang sudah di luar batas perikemanusiaan ini, membuat warga Gaza semakin memprihatinkan, banyak pengungsi yang kelaparan, kesulitan air bersih, kesulitan akses peralatan kebersihan, serta terjangkit penyakit akibat turunnya kondisi tubuh dan lingkungan kotor yang sangat mengancam kehidupan.

Menanggapi kondisi tersebut, PMI bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Kemanusiaan di Rafah Gaza kembali mendistribusikan paket kebersihan (Hygiene Kits) dari tenda ke tenda. Hal ini untuk membantu warga pengungsi yang memerlukan sarana / paket perlengkapan kebersihan yang saat ini memang sangat diperlukan.

Menurut Arifin Muh Hadi, Kepala Markas PMI Pusat kepada media menjelaskan bahwa Hygiene kits (Paket Kebersihan) ini sangat diperlukan oleh pengungsi. Sementara itu, mereka tidak dapat memberi peralatan paket kebersihan mandi, cuci dan kakus ini karena tidak adanya uang dan juga stok barang.

“Kami berharap dengan adanya Paket Kebersihan (Hygiene kits) ini, para pengungsi tetap dapat menjaga kebersihan dan kesehatan dirinya sehari hari. Pendistribusian paket kebersihan ini adalah bagian dari upaya proteksi untuk memastikan setiap orang mendapatkan akses kebutuhannya dan mendorong mereka untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat.  Ini adalah pendistribusian paket kebersihan yang kedua, setelah Tim Kemanusiaan PMI sebelumnya juga mendistribusikan paket kebersihan serupa bagi para pasien dan keluarganya yang di rawat di Rumah Sakit Palestine di Cairo Mesir beberapa waktu yang lalu. Walaupun situasinya sangat sulit, namun kami tetap berupaya agar bantuan kemanusiaan ini tetap terus dapat disalurkan,” Jelas Arifin yang juga sebagai Ketua Tim PMI untuk Misi Kemanusiaan Gaza, Sabtu (18/12).

Sementara itu, Ridwan Sobri Carman Kepala Divisi Penanggulangan Bencana menyatakan, “bantuan paket hygiene kits untuk keluarga yang kami kemas dan didistrubusikan dalam plastik ini berupa tissue, handuk, sikat gigi, pasta gigi, sandal, sabun mandi, sabun cuci, sampo, tissue dan lain lain”.

“Pendistribusian hygiene kits untuk paket keluarga ini kami lakukan secara langsung bagi Warga Pengungsi di Rafah Gaza yang saat ini masih tinggal di tenda tenda pemukiman darurat,” Jelasnya kepada media secara online dari Kairo Mesir.

Meningkatnya serangan udara di Kamp Pengungsian di Rafah  telah meningkatkan kekhawatiran yang selanjutnya akan sangat menghambat upaya kemanusiaan. Hampir 1,5 juta orang tinggal di Rafah, lebih dari enam kali lipat populasinya dibandingkan dengan sebelum 7 Oktober.

Mengutip pernyataan Martin Griffiths, Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat bahwa Operasi militer di Afara dapat menyebabkan pembantaian di Gaza dan menempatkan operasi kemanusiaan yang rapuh di ambang kematian. Skenario biadab dan tidak berperikemanusiaan ini kini telah berlangsung dengan gerakan dan kecepatan yang mengkhawatirkan. Lebih dari separuh penduduk Gaza – lebih dari 1 juta orang – berdesakan di Rafah menghadapi kematian: Mereka hanya punya sedikit makanan, hampir tidak ada akses terhadap perawatan medis, tidak ada tempat untuk tidur, tidak ada tempat yang aman untuk dituju.

Mereka, seperti seluruh penduduk Gaza, adalah korban serangan yang intensitas, kebrutalan dan cakupannya tidak ada bandingannya. Lebih dari 28.000 orang – sebagian besar perempuan dan anak-anak – telah terbunuh di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan.