Bulan Sabit Merah Bangladesh Pelajari Surveilans Berbasis Masyarakat PMI

JAKARTA.- Dalam upaya memperkuat kapasitas dan kerjasama internasional dalam penanganan wabah dan pandemi, 13 orang anggota delegasi dari Bulan Sabit Merah Bangladesh (BDRCS) dan Kementrian Kesehatan Bangladesh mengunjungi Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada 4 Maret 2024. Kedatangan Tim BDRCS dan pemerintah Bangladesh selama 5 hari di Indonesia adalah untuk mempelajari kegiatan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) yang dilakukan PMI di sejumlah wilayah di Indonesia.

Sekretaris Jenderal BDRCS Kazi Shofiqul Azam menjelaskan kedatangan anggota delegasi untuk mempelajari pengalaman PMI dalam menerapkan SBM yang dapat mendeteksi dini penyakit sehingga berpotensi dapat mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).

“PMI memiliki pengalaman yang luas dan sukses dalam menjalankan surveilans berbasis masyarakat dengan mencatat pelaporan gejala penyakit dan melakukan respon dini ke masyarakat. Kami ingin memperoleh wawasan tentang struktur, sistem, pendekatan, serta bagaimana PMI bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk keberlanjutan SBM di Indonesia,” kata Kazi Shofiqul Azam, Sekjen BDRCS.

Ditambahkannya, BDRCS berharap pihaknya kelak dapat menguatkan teknis SBM di masyarakat sekaligus menunjukkan peran BDRCS dalam membantu pemerintah mencegah terjadinya KLB di Bangladesh.

Kedatangan BDRCS dan Pemerintah Bangladesh diterima oleh Sekretaris Jenderal PMI, AM Fachir. Ia menjelaskan, selama tahun 2019 hingga 2023 PMI telah melatih 1.649 relawan tentang SBM di 22 kabupaten dan kota. Mereka melakukan SBM dan membantu pemerintah mendeteksi serta pelaporan gejala penyakit serta melakukan respon pencegahan dini.

“PMI memiliki relawan yang terlatih dan berpengalaman melakukan SBM di masyarakat. Tidak hanya membantu mendeteksi dan membuat laporan tentang tanda dan gejala penyakit, tapi relawan PMI juga melakukan respon pencegahan dini dengan melakukan penyuluhan kesehatan di masyarakat,” kata AM. Fachir.

Selama tiga hari pertama, BDRCS, PMI, dan pihak kementrian kesehatan Indonesia maupun Bangladesh akan banyak berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang penerapan SBM, termasuk bagaimana sistem SBM dimasukkan dalam sistem surveilans berbasis masyarakat yang dikelola pemerintah. Di hari ke-4 kunjungan, delegasi akan menuju Kota Bogor Jawa Barat untuk melihat langsung pelaksanaan teknis SBM oleh relawan PMI Kota Bogor di Kelurahan Tanahbaru. Sejauh ini SBM yang diterapkan relawan PMI sejak tahun 2020 berhasil mendeteksi penyakit DBD dan TBC di masyarakat Tanahbaru.

BERITA TERBARU

Bulan Sabit Merah Bangladesh Pelajari Surveilans Berbasis Masyarakat PMI

JAKARTA.- Dalam upaya memperkuat kapasitas dan kerjasama internasional dalam penanganan wabah dan pandemi, 13 orang anggota delegasi dari Bulan Sabit Merah Bangladesh (BDRCS) dan Kementrian Kesehatan Bangladesh mengunjungi Palang Merah Indonesia (PMI) di Jakarta pada 4 Maret 2024. Kedatangan Tim BDRCS dan pemerintah Bangladesh selama 5 hari di Indonesia adalah untuk mempelajari kegiatan Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) yang dilakukan PMI di sejumlah wilayah di Indonesia.

Sekretaris Jenderal BDRCS Kazi Shofiqul Azam menjelaskan kedatangan anggota delegasi untuk mempelajari pengalaman PMI dalam menerapkan SBM yang dapat mendeteksi dini penyakit sehingga berpotensi dapat mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB).

“PMI memiliki pengalaman yang luas dan sukses dalam menjalankan surveilans berbasis masyarakat dengan mencatat pelaporan gejala penyakit dan melakukan respon dini ke masyarakat. Kami ingin memperoleh wawasan tentang struktur, sistem, pendekatan, serta bagaimana PMI bisa berkolaborasi dengan pemerintah untuk keberlanjutan SBM di Indonesia,” kata Kazi Shofiqul Azam, Sekjen BDRCS.

Ditambahkannya, BDRCS berharap pihaknya kelak dapat menguatkan teknis SBM di masyarakat sekaligus menunjukkan peran BDRCS dalam membantu pemerintah mencegah terjadinya KLB di Bangladesh.

Kedatangan BDRCS dan Pemerintah Bangladesh diterima oleh Sekretaris Jenderal PMI, AM Fachir. Ia menjelaskan, selama tahun 2019 hingga 2023 PMI telah melatih 1.649 relawan tentang SBM di 22 kabupaten dan kota. Mereka melakukan SBM dan membantu pemerintah mendeteksi serta pelaporan gejala penyakit serta melakukan respon pencegahan dini.

“PMI memiliki relawan yang terlatih dan berpengalaman melakukan SBM di masyarakat. Tidak hanya membantu mendeteksi dan membuat laporan tentang tanda dan gejala penyakit, tapi relawan PMI juga melakukan respon pencegahan dini dengan melakukan penyuluhan kesehatan di masyarakat,” kata AM. Fachir.

Selama tiga hari pertama, BDRCS, PMI, dan pihak kementrian kesehatan Indonesia maupun Bangladesh akan banyak berdiskusi dan bertukar pengalaman tentang penerapan SBM, termasuk bagaimana sistem SBM dimasukkan dalam sistem surveilans berbasis masyarakat yang dikelola pemerintah. Di hari ke-4 kunjungan, delegasi akan menuju Kota Bogor Jawa Barat untuk melihat langsung pelaksanaan teknis SBM oleh relawan PMI Kota Bogor di Kelurahan Tanahbaru. Sejauh ini SBM yang diterapkan relawan PMI sejak tahun 2020 berhasil mendeteksi penyakit DBD dan TBC di masyarakat Tanahbaru.