Cairo, Mesir - Konflik bersenjata di Jalur Gaza terus berlanjut dan semakin memanas. Tidak hanya menambah daftar puluhan ribu warga meninggal, namun juga rusaknya fasilitas vital seperti air bersih. Rusaknya sumber dan fasilitas air bersih ini akan menjadi masalah kritis, karena berdampak pada kelangsungan hidup warga pengungsi di penampungan darurat.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza merujuk dari hasil pantauan dan analisis satelit menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 53 persen dari 603 fasilitas air bersih di Jalur Gaza telah rusak atau hancur selama perang Israel di Gaza. Sebagian besar lokasi yang terkena dampak berada di Gaza utara dan Khan Younis, yang menjadi sasaran utama Israel dalam serangan tanpa pandang bulu di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir menyatakan, “Hancurnya sarana dan fasilitas air bersih ini tentunya akan menambah masalah terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi warga pengungsi. Oleh karena itulah Palang Merah Indonesia terpanggil untuk meringankan penderitaan warga pengungsi di Gaza ini dengan mendistribusikan air bersih di kamp kamp pengungsian. Kita akan lihat situasi, bilamana diperlukan layanan pendistribusian air bersih ini akan kita perluas untuk kamp kamp penampungan lainnya,” jelas Fachir.
Arifin Muh Hadi Kepala Markas PMI Pusat yang saat ini berada di Cairo untuk memimpin langsung misi Kemanusiaan PMI di Gaza Palestine tersebut menyatakan, “Layanan air bersih yang PMI lakukan hari ini adalah merujuk hasil asesment yang telah dilakukan oleh Mitra PMI di Gaza dan Khan Younis. Di semua kamp pengungsian sangat krisis air bersih. Air tidak ada karena sumber sumber air dan sarana fasilitas air bersih rusak. Warga pengungsi tentu tidak bisa hidup tanpa air bersih, sehingga layanan air bersih ini sangat penting untuk dilakukan. Kebutuhan air untuk minum sehari-hari saja mereka susah mendapatkan, apalagi untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus”.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, “Layanan distribusi air bersih hari ini, PMI menfokuskan kegiatan pendistribusian di 3 (tiga) titik berdasarkan prioritas kebutuhan, yaitu di Gaza kota, Khan Younis, dan Deir Balah. Layanan distribusi air bersih dioperasikan bekerja sama dengan mitra lokal dan tentunya berkat dukungan dan sumbangan donasi dari donor dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, atas nama PMI kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para donor, sehingga layanan ini dapat terlaksana,”
Walaupun kondisi Rafah Gaza saat ini terus memburuk, PMI akan terus berupaya melanjutkan bantuan kemanusiaannya. PMI bekerjasama dengan Bulan sabit Merah Mesir melanjutkan beberapa pengadaan barang bantuan antara lain bahan pangan, tenda keluarga, pakaian, obat obatan, Hygiene Kits, dan peralatan kesehatan.
Selain persoalan krisis air bersih akibat rusaknya instalasi air bersih, Kementerian Kesehatan Gaza juga telah menyoroti munculnya sejumlah penyakit endemik akibat rusaknya fasilitas air bersih, pipa-pipa limbah dan air limbah tumpah ke jalan-jalan dan kamp-kamp pengungsian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan peningkatan signifikan penyakit menular di wilayah kantong tersebut, dan Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan bahwa lonjakan penyakit yang dapat dicegah dan kematian dini terjadi karena “kondisi air dan sanitasi yang buruk”.
Sekitar 85 persen penduduk Gaza telah mengungsi akibat perang Israel di wilayah kantong tersebut, yang telah menewaskan sedikitnya 36.096 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Cairo, Mesir - Konflik bersenjata di Jalur Gaza terus berlanjut dan semakin memanas. Tidak hanya menambah daftar puluhan ribu warga meninggal, namun juga rusaknya fasilitas vital seperti air bersih. Rusaknya sumber dan fasilitas air bersih ini akan menjadi masalah kritis, karena berdampak pada kelangsungan hidup warga pengungsi di penampungan darurat.
Data dari Kementerian Kesehatan Gaza merujuk dari hasil pantauan dan analisis satelit menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 53 persen dari 603 fasilitas air bersih di Jalur Gaza telah rusak atau hancur selama perang Israel di Gaza. Sebagian besar lokasi yang terkena dampak berada di Gaza utara dan Khan Younis, yang menjadi sasaran utama Israel dalam serangan tanpa pandang bulu di Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia, Dr. Abdurrahman Muhammad Fachir menyatakan, “Hancurnya sarana dan fasilitas air bersih ini tentunya akan menambah masalah terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi warga pengungsi. Oleh karena itulah Palang Merah Indonesia terpanggil untuk meringankan penderitaan warga pengungsi di Gaza ini dengan mendistribusikan air bersih di kamp kamp pengungsian. Kita akan lihat situasi, bilamana diperlukan layanan pendistribusian air bersih ini akan kita perluas untuk kamp kamp penampungan lainnya,” jelas Fachir.
Arifin Muh Hadi Kepala Markas PMI Pusat yang saat ini berada di Cairo untuk memimpin langsung misi Kemanusiaan PMI di Gaza Palestine tersebut menyatakan, “Layanan air bersih yang PMI lakukan hari ini adalah merujuk hasil asesment yang telah dilakukan oleh Mitra PMI di Gaza dan Khan Younis. Di semua kamp pengungsian sangat krisis air bersih. Air tidak ada karena sumber sumber air dan sarana fasilitas air bersih rusak. Warga pengungsi tentu tidak bisa hidup tanpa air bersih, sehingga layanan air bersih ini sangat penting untuk dilakukan. Kebutuhan air untuk minum sehari-hari saja mereka susah mendapatkan, apalagi untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus”.
Lebih lanjut Arifin menjelaskan, “Layanan distribusi air bersih hari ini, PMI menfokuskan kegiatan pendistribusian di 3 (tiga) titik berdasarkan prioritas kebutuhan, yaitu di Gaza kota, Khan Younis, dan Deir Balah. Layanan distribusi air bersih dioperasikan bekerja sama dengan mitra lokal dan tentunya berkat dukungan dan sumbangan donasi dari donor dan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, atas nama PMI kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para donor, sehingga layanan ini dapat terlaksana,”
Walaupun kondisi Rafah Gaza saat ini terus memburuk, PMI akan terus berupaya melanjutkan bantuan kemanusiaannya. PMI bekerjasama dengan Bulan sabit Merah Mesir melanjutkan beberapa pengadaan barang bantuan antara lain bahan pangan, tenda keluarga, pakaian, obat obatan, Hygiene Kits, dan peralatan kesehatan.
Selain persoalan krisis air bersih akibat rusaknya instalasi air bersih, Kementerian Kesehatan Gaza juga telah menyoroti munculnya sejumlah penyakit endemik akibat rusaknya fasilitas air bersih, pipa-pipa limbah dan air limbah tumpah ke jalan-jalan dan kamp-kamp pengungsian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga melaporkan peningkatan signifikan penyakit menular di wilayah kantong tersebut, dan Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan bahwa lonjakan penyakit yang dapat dicegah dan kematian dini terjadi karena “kondisi air dan sanitasi yang buruk”.
Sekitar 85 persen penduduk Gaza telah mengungsi akibat perang Israel di wilayah kantong tersebut, yang telah menewaskan sedikitnya 36.096 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.