Surabaya, Jatim - Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan edukasi cara menghadapi cuaca panas ekstrem, terhadap para pengunjung Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (2/6). Hal ini dilakukan dalam rangka mengkampanyekan Hari Aksi Panas di Kota Pahlawan.
Dalam gelaran itu, PMI menggandeng sejumlah komunitas dan organisasi kemanusiaan seperti Komunitas Surabaya Angklung Percussion, Palang Merah Remaja (PMR), Korps Sukarela (KSR), serta para pekerja luar ruang seperti ojek online (Ojol).
Aksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang bahaya paparan panas berlebih.
Ketua PMI Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, dalam beberapa tahun ke belakang, pemkot memang tengah gencar melakukan penanaman pohon. Selain itu menimbulkan situasi yang teduh, penanaman pohon ini juga untuk meningkatkan kualitas udara di Surabaya.
"Kemudian banyak juga taman-taman di Surabaya. Jadi walaupun suhunya panas, tapi terasa lebih adem di Kota Surabaya," kata Ikhsan di sela kegiatan Kampanye Hari Aksi Panas.
Dalam kesempatan itu, Ikhsan menyebut PMI juga melakukan pembagian bibit tanaman. Tujuannya adalah agar hal tersebut bisa menjadi percontohan bagi masyarakat untuk menanam pohon di area kosong sekitarnya. Selin akan semakin banyak pohon yang ditanam, suasana di sekitar juga akan semakin teduh.
"Jumlah oksigen juga bertambah. Suasananya juga membuat kita lebih nyaman tinggal di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Bidang Hubungan Internasional PMI Pusat, Niniek Kun Naryatie menyampaikan, PMI memiliki tugas untuk mengabdi pada bidang kemanusiaan.
Oleh karena jtu, menambah wawasan dan kesadaran masyarakat tentang dampak dari cuaca panas yang dapat menyebabkan heat stroke juga menjadi salah satu kewajiban PMI.
"Kita semua tahu dampaknya, tetapi kita harus melakukan sesuatu sebagai organisasi kemanusiaan, karena ternyata dampak dari (panas) ekstrem itu akan menimbulkan krisis kemanusiaan yang jauh lebih besar," kata Niniek.
Niniek menambahkan, cuaca panas ekstrem itu harus diwaspadai oleh semua kalangan. Tidak hanya kelompok rentan saja seperti lansia, anak, dan ibu hamil saja. Sebab jika edukasi ini tidak dipahami semua lapisan masyarakat, maka dampaknya bisa berpengaruh pada kesehatan mereka.
Oleh karena itu, melalui gelaran aksi ini, PMI menurut dia ingin membangkitkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara melindungi diri sendiri maupun keluarga.
"Kita juga berharap PMI di pusat maupun daerah bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah, agar mengeluarkan kebijakan publik yang pro untuk melindungi kelompok rentan ini," pungkasnya.
*Sumber: Radar Surabaya
Surabaya, Jatim - Palang Merah Indonesia (PMI) memberikan edukasi cara menghadapi cuaca panas ekstrem, terhadap para pengunjung Car Free Day (CFD) di Taman Bungkul Surabaya, Minggu (2/6). Hal ini dilakukan dalam rangka mengkampanyekan Hari Aksi Panas di Kota Pahlawan.
Dalam gelaran itu, PMI menggandeng sejumlah komunitas dan organisasi kemanusiaan seperti Komunitas Surabaya Angklung Percussion, Palang Merah Remaja (PMR), Korps Sukarela (KSR), serta para pekerja luar ruang seperti ojek online (Ojol).
Aksi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman masyarakat tentang bahaya paparan panas berlebih.
Ketua PMI Kota Surabaya Ikhsan mengatakan, dalam beberapa tahun ke belakang, pemkot memang tengah gencar melakukan penanaman pohon. Selain itu menimbulkan situasi yang teduh, penanaman pohon ini juga untuk meningkatkan kualitas udara di Surabaya.
"Kemudian banyak juga taman-taman di Surabaya. Jadi walaupun suhunya panas, tapi terasa lebih adem di Kota Surabaya," kata Ikhsan di sela kegiatan Kampanye Hari Aksi Panas.
Dalam kesempatan itu, Ikhsan menyebut PMI juga melakukan pembagian bibit tanaman. Tujuannya adalah agar hal tersebut bisa menjadi percontohan bagi masyarakat untuk menanam pohon di area kosong sekitarnya. Selin akan semakin banyak pohon yang ditanam, suasana di sekitar juga akan semakin teduh.
"Jumlah oksigen juga bertambah. Suasananya juga membuat kita lebih nyaman tinggal di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Bidang Hubungan Internasional PMI Pusat, Niniek Kun Naryatie menyampaikan, PMI memiliki tugas untuk mengabdi pada bidang kemanusiaan.
Oleh karena jtu, menambah wawasan dan kesadaran masyarakat tentang dampak dari cuaca panas yang dapat menyebabkan heat stroke juga menjadi salah satu kewajiban PMI.
"Kita semua tahu dampaknya, tetapi kita harus melakukan sesuatu sebagai organisasi kemanusiaan, karena ternyata dampak dari (panas) ekstrem itu akan menimbulkan krisis kemanusiaan yang jauh lebih besar," kata Niniek.
Niniek menambahkan, cuaca panas ekstrem itu harus diwaspadai oleh semua kalangan. Tidak hanya kelompok rentan saja seperti lansia, anak, dan ibu hamil saja. Sebab jika edukasi ini tidak dipahami semua lapisan masyarakat, maka dampaknya bisa berpengaruh pada kesehatan mereka.
Oleh karena itu, melalui gelaran aksi ini, PMI menurut dia ingin membangkitkan kesadaran dan mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara melindungi diri sendiri maupun keluarga.
"Kita juga berharap PMI di pusat maupun daerah bisa memberikan masukan kepada pemerintah daerah, agar mengeluarkan kebijakan publik yang pro untuk melindungi kelompok rentan ini," pungkasnya.
*Sumber: Radar Surabaya