PMI ACEH BEKERJA SAMA DENGAN IFRC DAN ICRC BERIKAN LAYANAN RESTORING FAMILY LINK (RFL) KEPADA IMIGRAN ROHINGYA

PMI ACEH,- Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh, memberikan layanan Restoring Family Link (RFL), kepada Imigran Rohingya yang kini di tampung di Balai Meuseuraya Aceh (BMA) dan desa Kulam Kec Batee Pidie

Tujuannya adalah untuk memberikan berita kepada keluarga tentang keberadaan dan keadaan mereka yang saat ini sedang di tampung di gedung Balai Meuseuraya Aceh dan Desa Kulam Kec Batee Kabupaten pidie

Ketua PMI Aceh, Murdani Yusuf Menerangkan , layanan tersebut untuk melakukan pemulihan hubungan keluarga, yaitu dengan menggunakan telepon seluler.

“Layanan ini diberikan mengingat sejak keberangkatan para migran berpisah dengan keluarga tanpa ada komunikasi apapun, maka layanan ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk memberikan berita kepada keluarga tentang keberadaan dan keadaan mereka saat ini,” ujarnya.

Murdani menambahkan, dalam melakukan layanan tersebut, PMI Aceh bekerja sama dengan IFRC dan ICRC serta didampingi oleh  translator.

Lalu Translator ini dibutuhkan untuk mendengarkan isi percakapan Imigran dengan keluarganya.

Apabila terdapat percakapan diluar dari prosedur, maka layanan telpon akan diberhentikan.

Selanjutnya para imigran hanya diberikan waktu selama tiga menit untuk dapat berkomunikasi dengan keluarganya,

Waktu yang terbatas tersebut bermaksud untuk menghindari adanya pembahasan di luar berita keadaan dan keberadaan mereka

"Tahapan dalam layanan ini adalah, para Imigran Rohingya ini akan di data terlebih dahulu untuk dapat diberikan layanan, karena layanan ini hanya diberikan kepada Imigran yang mau saja. Kemudian mereka akan di panggil secara berurut satu-persatu untuk mengabari keluarganya" Tutup Murdani

BERITA TERBARU

PMI ACEH BEKERJA SAMA DENGAN IFRC DAN ICRC BERIKAN LAYANAN RESTORING FAMILY LINK (RFL) KEPADA IMIGRAN ROHINGYA

PMI ACEH,- Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh, memberikan layanan Restoring Family Link (RFL), kepada Imigran Rohingya yang kini di tampung di Balai Meuseuraya Aceh (BMA) dan desa Kulam Kec Batee Pidie

Tujuannya adalah untuk memberikan berita kepada keluarga tentang keberadaan dan keadaan mereka yang saat ini sedang di tampung di gedung Balai Meuseuraya Aceh dan Desa Kulam Kec Batee Kabupaten pidie

Ketua PMI Aceh, Murdani Yusuf Menerangkan , layanan tersebut untuk melakukan pemulihan hubungan keluarga, yaitu dengan menggunakan telepon seluler.

“Layanan ini diberikan mengingat sejak keberangkatan para migran berpisah dengan keluarga tanpa ada komunikasi apapun, maka layanan ini berfungsi sebagai salah satu cara untuk memberikan berita kepada keluarga tentang keberadaan dan keadaan mereka saat ini,” ujarnya.

Murdani menambahkan, dalam melakukan layanan tersebut, PMI Aceh bekerja sama dengan IFRC dan ICRC serta didampingi oleh  translator.

Lalu Translator ini dibutuhkan untuk mendengarkan isi percakapan Imigran dengan keluarganya.

Apabila terdapat percakapan diluar dari prosedur, maka layanan telpon akan diberhentikan.

Selanjutnya para imigran hanya diberikan waktu selama tiga menit untuk dapat berkomunikasi dengan keluarganya,

Waktu yang terbatas tersebut bermaksud untuk menghindari adanya pembahasan di luar berita keadaan dan keberadaan mereka

"Tahapan dalam layanan ini adalah, para Imigran Rohingya ini akan di data terlebih dahulu untuk dapat diberikan layanan, karena layanan ini hanya diberikan kepada Imigran yang mau saja. Kemudian mereka akan di panggil secara berurut satu-persatu untuk mengabari keluarganya" Tutup Murdani