CILEGON, BANTEN - Dalam upaya meningkatkan kapasitas relawan dan masyarakat, Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Cilegon menggelar kegiatan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan kegagalan teknologi yang digelar di Lingkungan Gunung Batur II, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Pulomerak Kota Cilegon.

Kegiatan Simulasi dengan tema "Membangun Ketangguhan Masyarakat di Wilayah/Kelurahan Penyangga Bencana", yang mana kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) ke-III tahun 2024 yang mengangkat tema "Siap Untuk Selamat, menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat".

"Pada kegiatan simulasi yang digelar selama 3 hari ini, dari tanggal 26-28 April 2024. PMI Kota Cilegon memainkan 12 layanan diantara: Layanan Posko Lapangan PMI, Assessment, Pertolongan Pertama & Evakuasi, Shelter, Ambulans, Pos Kesehatan, Logistik, Dapur Umum, Distribusi Bantuan, Psychosocial Support Prgramme/PSP, RFL (Pemukihan Hubungan Keluarga) dan pelayanan Wash (Air Sanitasi dan Promosi Kesehatan)." Terang Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kota Cilegon, Hedi Jamhari, saat meninjau pelaksanaan kegiatan simulasi, pada hari Sabtu, (27/4/2024).

Lebih lanjut, Hedi berharap dengan adanya simulasi ini dapat meningkatkan kopetensi para relawan dan bersama-sama saling belajar, dengan melibatkan masyarakat dalam simulasi ini menjadikan bekal pengetahuan apa yang harus dilakukan sebelum, saat dan paska bencana terjadi.

Sementara itu, Camat Pulomerak, Hoero Sanjaya pihaknya mengapresiasi atas inisiasi kegiatan simulasi bencana yang melibatkan warganya.

"Kami mengucapkan ribuan terimakasih kepada PMI Kota Cilegon, sejak tahun 2014, kami sewaktu bertugas di Kelurahan Mekarsari, masyarakat kami dibantu oleh PMI dalam permasalahan air bersih dengan membuatkan perlindungan sumber mata air dibeberapa tempat, seperti di Lingkungan Ciporong, Sumur Pring, Tembulum dan Gunung Batur II ini. Kami mengapresiasi PMI Kota Cilegon yang pada peringatan HKB tahun 2024 ini menggelar kegiatan simulasi dengan melibatkan masyarakat kami di Lingkungan Gunung Batur II ini, simulasi ini penting dilakukan bersama-sama dengan melibatkan instansi terkait dan masyarakat agar tidak panik dan tau apa yang harus dilakukan jika bencana terjadi. " Katanya.***